Bangladesh Premier League (BPL): Sebuah Ikhtisar dari Pembentukan hingga Era Modern
Ditulis Oleh: Dendy Kurniawan, S.Pd.
Ditulis Oleh: Dendy Kurniawan, S.Pd.
Dua pilar penting dalam perkembangan Cricket Bangladesh, Mortaza dan Mustafizur
Bangladesh Premier League (BPL) adalah salah satu liga kriket Twenty20 (T20) paling terkenal di Asia. Sejak pembentukannya pada tahun 2012, BPL telah berkembang menjadi platform utama bagi para pemain kriket di Bangladesh untuk bersaing di level internasional. Liga ini juga menarik perhatian global dengan pemain-pemain bintang dari seluruh dunia yang berpartisipasi dalam berbagai musim.
BPL diluncurkan oleh Bangladesh Cricket Board (BCB) pada tahun 2012 sebagai bagian dari upaya untuk memajukan kriket T20 di Bangladesh. Liga ini merupakan pengganti dari liga T20 sebelumnya, National Cricket League T20, yang berlangsung dari 2010 hingga 2011.
Terinspirasi oleh kesuksesan Indian Premier League (IPL), BPL dirancang untuk memadukan olahraga dengan hiburan, serta menyediakan platform bagi pemain lokal untuk bersaing bersama pemain internasional. Liga ini juga bertujuan untuk mengembangkan bakat-bakat muda di Bangladesh, dengan memberikan mereka kesempatan bermain di depan penonton besar dan di bawah tekanan kompetitif.
Musim pertama BPL dimulai pada 10 Februari 2012, dengan enam tim yang mewakili kota-kota besar di Bangladesh: Dhaka Gladiators, Barisal Burners, Chittagong Kings, Duronto Rajshahi, Khulna Royal Bengals, dan Sylhet Royals.
Musim perdana ini langsung mendapat perhatian besar, dengan pertandingan yang dipenuhi drama, skor tinggi, dan penampilan bintang dari pemain lokal dan internasional. Dhaka Gladiators, yang dipimpin oleh Mashrafe Mortaza, menjadi juara pertama setelah mengalahkan Barisal Burners di final.
BPL 2012 juga dikenal karena performa luar biasa dari Chris Gayle, pemain asal Karibia yang mendominasi dengan pukulan-pukulan eksplosifnya, menjadi pencetak run terbanyak dan pemain yang paling berpengaruh dalam musim tersebut.
Musim kedua BPL, yang berlangsung pada 2013, melihat penambahan dua tim baru: Rangpur Riders dan Sylhet Royals. Liga ini terus tumbuh dalam popularitas, dengan lebih banyak pemain internasional yang berpartisipasi, termasuk bintang-bintang seperti Shakib Al Hasan dan Kieron Pollard.
Dhaka Gladiators kembali menjadi juara, mempertahankan gelar mereka dan menegaskan dominasi mereka dalam BPL. Namun, musim ini juga tidak lepas dari kontroversi, termasuk masalah keuangan beberapa tim dan tuduhan pengaturan pertandingan, yang menodai reputasi liga.
Setelah dua musim yang sukses, BPL menghadapi tantangan besar pada tahun 2014 ketika tuduhan pengaturan pertandingan yang melibatkan beberapa pemain dan ofisial mencuat. Skandal ini membawa dampak negatif yang signifikan bagi liga, dengan BCB memutuskan untuk menangguhkan BPL pada tahun 2014 untuk memberikan waktu bagi penyelidikan dan reformasi struktural.
Selama masa ini, BCB fokus pada pembersihan citra liga dan memastikan bahwa integritas kompetisi tetap terjaga. Skandal ini menjadi peringatan penting bagi BPL untuk memperketat regulasi dan menjaga transparansi dalam pengelolaan liga.
BPL kembali pada tahun 2015 setelah satu tahun hiatus dengan berbagai perubahan signifikan. Liga ini diperkenalkan kembali dengan enam tim yang sebagian besar telah mengalami rebranding, serta penambahan tim baru, Comilla Victorians.
Musim 2015 menandai era baru bagi BPL, dengan upaya BCB untuk memastikan bahwa liga ini tetap bersih dari skandal dan lebih kompetitif. Comilla Victorians, dipimpin oleh Mashrafe Mortaza, meraih gelar juara musim ini setelah tampil dominan sepanjang turnamen.
Pada musim 2016, BPL semakin memantapkan posisinya sebagai salah satu liga T20 terkemuka di Asia. Tim baru, Khulna Titans, diperkenalkan, dan liga ini terus menarik pemain-pemain bintang internasional, seperti Andre Russell dan Shahid Afridi, yang memberikan daya tarik global pada turnamen.
Musim 2017 melihat dominasi Rangpur Riders, yang memenangkan gelar BPL pertama mereka dengan kemenangan atas Dhaka Dynamites di final. Musim ini juga terkenal dengan performa brilian dari Chris Gayle, yang mencetak 146 runs dalam satu pertandingan, rekor tertinggi dalam sejarah BPL.
Musim 2018 melanjutkan tren pertumbuhan BPL dengan pertandingan yang lebih kompetitif dan menarik. Comilla Victorians kembali menjadi juara, dipimpin oleh Tamim Iqbal yang tampil cemerlang di final dengan century yang menentukan kemenangan timnya.
Pada tahun 2019, BPL memperkenalkan konsep "BPL Bangabandhu" untuk menghormati peringatan 100 tahun kelahiran Bangabandhu Sheikh Mujibur Rahman, pendiri Bangladesh. Musim ini dikenal dengan partisipasi pemain internasional yang lebih banyak dan persaingan yang semakin ketat.
Rajshahi Royals memenangkan gelar BPL pertama mereka setelah mengalahkan Khulna Tigers di final. Musim ini juga dikenal karena peningkatan dalam produksi siaran, dengan teknologi canggih dan analisis data yang memberikan pengalaman menonton yang lebih baik bagi penonton.
Seperti liga olahraga lainnya di seluruh dunia, BPL menghadapi tantangan besar akibat pandemi COVID-19. Musim 2020-2021 terpaksa dibatalkan untuk menjaga keselamatan para pemain, ofisial, dan penonton. Namun, BPL tetap relevan dengan berbagai inisiatif digital, termasuk turnamen virtual dan program interaktif untuk penggemar.
Pandemi juga memaksa BPL untuk mengevaluasi kembali struktur dan operasional mereka, dengan fokus pada kesehatan dan keselamatan sebagai prioritas utama.
Musim 2022 menandai kebangkitan BPL dengan format baru dan peningkatan dalam hal partisipasi tim serta pemain. Liga ini memperkenalkan beberapa aturan baru yang bertujuan untuk meningkatkan tempo permainan dan keterlibatan penggemar.
Comilla Victorians kembali menunjukkan dominasinya dengan memenangkan gelar keempat mereka pada musim 2022, menjadikan mereka tim paling sukses dalam sejarah BPL. Musim ini juga menampilkan pemain muda berbakat dari Bangladesh, seperti Afif Hossain dan Mehidy Hasan, yang menjadi sorotan dalam kompetisi.
Pada 2023, BPL kembali memukau penonton dengan pertandingan yang penuh aksi dan ketegangan. Musim ini ditandai dengan peningkatan penggunaan teknologi, seperti analisis real-time dan keterlibatan penggemar melalui media sosial dan platform digital.
Musim 2024 diprediksi akan menjadi salah satu yang paling kompetitif dalam sejarah BPL, dengan semakin banyaknya pemain bintang internasional yang tertarik untuk berpartisipasi. Dengan format yang terus diperbarui dan komitmen terhadap integritas, BPL tetap menjadi salah satu liga T20 paling menarik di dunia.
BPL telah menjadi platform penting bagi pengembangan pemain lokal Bangladesh. Bintang-bintang seperti Shakib Al Hasan, Mushfiqur Rahim, Tamim Iqbal, dan Mashrafe Mortaza telah menggunakan BPL sebagai panggung untuk menunjukkan bakat mereka dan memperkuat reputasi mereka di panggung internasional.
Liga ini juga telah membantu dalam mengidentifikasi dan mengasah bakat-bakat muda seperti Mustafizur Rahman, Afif Hossain, dan Mahedi Hasan, yang kini menjadi bagian integral dari tim nasional Bangladesh.
BPL juga dikenal karena menarik pemain internasional dari seluruh dunia, yang menambah daya tarik dan kompetisi dalam liga ini. Pemain seperti Chris Gayle, Andre Russell, Shahid Afridi, dan AB de Villiers telah menjadi bagian dari BPL, membawa pengalaman dan keterampilan mereka ke dalam liga.
Kehadiran pemain internasional ini tidak hanya meningkatkan kualitas permainan, tetapi juga memberikan kesempatan bagi pemain lokal untuk belajar dari beberapa pemain terbaik dunia.
BPL telah berkontribusi signifikan terhadap pengembangan kriket di Bangladesh dengan menyediakan platform bagi pemain muda untuk bersaing di level tinggi. Liga ini memberikan kesempatan bagi pemain lokal untuk bermain bersama dan melawan pemain internasional, yang mempercepat perkembangan mereka.
BPL telah memainkan peran penting dalam meningkatkan popularitas kriket di Bangladesh. Pertandingan yang penuh aksi dan atmosfer yang meriah telah menarik banyak penonton, baik di stadion maupun melalui siaran televisi dan digital. Liga ini juga membantu memperluas basis penggemar kriket di Bangladesh, menjadikan kriket sebagai olahraga yang semakin digemari.
Selain dari segi olahraga, BPL juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Liga ini telah menciptakan peluang pekerjaan di berbagai sektor, mulai dari manajemen tim hingga penyiaran dan pariwisata. Selain itu, BPL juga menarik investasi dari sponsor dan pemilik tim, yang berkontribusi pada pembangunan infrastruktur olahraga di Bangladesh.
Dengan semakin stabilnya liga dan peningkatan kualitas kompetisi, masa depan BPL terlihat cerah. Liga ini diharapkan terus berkembang, baik dari segi popularitas maupun kualitas, dengan lebih banyak tim, pemain, dan inovasi baru yang akan membuat BPL tetap relevan di kancah kriket internasional.
Musim-musim mendatang juga diharapkan akan membawa lebih banyak pemain bintang internasional ke Bangladesh, memberikan lebih banyak hiburan dan pengalaman kriket kelas dunia bagi penggemar. Dengan komitmen terhadap integritas dan perkembangan kriket, BPL akan terus menjadi salah satu pilar utama dalam perkembangan kriket di Bangladesh dan Asia.
DAFTAR TIM BPL 2025
Rivalries
Dhaka Capitals vs. Comilla Victorians: Known as BPL Clásico, the rivalry features the two most successful teams, with a combined 7 championships.
Rangpur Riders vs. Fortune Barishal: The North–South Derby intensified following a playoff clash in 2023.
Organisasi Liga
Bangladesh Premier League (BPL) berlokasi di Bangladesh dan terdiri dari beberapa tim, seperti Fortune, Kings, Capitals, Tigers, Strikers, Riders, dan Durbar.
Lokasi Tim-Tim Bangladesh Premier League
Secara korporasi, Bangladesh Premier League dianggap sebagai sebuah asosiasi yang terdiri dari dan dibiayai oleh tim-tim anggotanya. Semua pendapatan yang dihasilkan melalui hak siar televisi, perjanjian lisensi, sponsor, penjualan tiket, dan berbagai sumber lainnya dibagi antara Dewan Kriket Bangladesh (Bangladesh Cricket Board) dan tim-tim peserta. Liga ini dikendalikan oleh sebuah Dewan Pengelola (Governing Council/GC). Sebagai organisasi induk, Dewan Kriket Bangladesh menunjuk anggota-anggota Dewan Pengelola ini.
Hingga musim 2018–19, liga ini terdiri dari tujuh waralaba. Setiap tim bermain melawan semua tim lain dua kali di babak penyisihan grup. Empat tim teratas kemudian melaju ke babak play-off yang berujung pada pertandingan final untuk menentukan juara liga.
Sistem Draft
BPL menggunakan sistem draft untuk menetapkan pemain ke tim-timnya. Waralaba dapat memilih pemain baru melalui draft tahunan. Tim juga dapat memilih untuk mempertahankan pemain dari musim sebelumnya atau merekrut pemain di luar draft serta memperdagangkannya antar organisasi. Sejak tahun 2015, acara draft pemain ini diselenggarakan oleh Imago Sports Management, yang juga menjadi mitra resmi manajemen pemain dari Dewan Kriket Bangladesh untuk Bangladesh Premier League.